Salah satu masalah yang paling sering menjadi keluhan oleh kebanyakan wanita adalah nyeri saat Haid (dismenorrhea). Sebenarnya nyeri saat Haid merupakan hal yang lumrah dialami oleh setiap wanita, akan tetapi yang membedakannya adalah apabila hal tersebut mengganggu aktivitas dan kehidupan sehari-harinya. Nyeri saat haid dapat kita kategorikan menjadi dua, yaitu nyeri primer dan sekunder.
Nyeri haid primer yaitu nyeri Haid yang tidak berhubungan dengan kelainan patologis yang berasal dari panggul dan organ di dalamnya.
- Nyeri ini dapat terjadi 2-3 tahun setelah Haid pertama dan mencapai puncaknya saat wanita mencapai usia 15-25 tahun.
- Kemudian nyeri akan menurun intensitasnya seiring dengan pertambahan usia dan menghilang saat wanita melahirkan secara alami.
- Nyeri ini dapat bersifat hilang timbul atau menetap.
- Biasanya nyeri terasa 24 jam sebelum Haid dan berakhir 24-36 jam setelah haid berhenti.
- Nyeri dirasakan pada perut bagian bawah yang kemudian dapat menyebar ke punggung atau bagian dalam paha. Gejala-gejala lain yang dapat menyertai antara lain mual, muntah, sakit kepala, cemas, gelisah, diare, pingsan, dan perut kembung.
Mengapa nyeri haid dapat terjadi?
Ada berbagai macam teori yang mencoba untuk menjelaskannya. Teori yang paling mendekati adalah yang menyatakan bahwa saat menjelang haid tubuh wanita menghasilkan suatu zat yang disebut prostaglandin. Zat tersebut mempunyai fungsi yang salah satunya adalah membuat dinding rahim berkontraksi dan pembuluh darah sekitarnya terjepit (konstriksi) yang menimbulkan iskemi jaringan. Intensitas kontraksi ini berbeda-beda tiap individu dan bila berlebihan akan menimbulkan nyeri saat haid. Selain itu prostaglandin juga merangsang saraf nyeri di rahim sehingga menambah intensitas nyeri. Prostaglandin juga bekerja di seluruh tubuh, hal ini menjelaskan mengapa ada gejala-gejala yang menyertai nyeri saat haid. Apabila nyeri saat haid muncul saat anda berumur lebih dari 20 tahun maka ini masuk dalam kategori kedua yaitu :
Nyeri haid sekunder, yaitu nyeri haid yang berhubungan dengan kelainan yang berasal dari panggul dan organ didalamnya.
- Biasanya nyeri ini terjadi 2 hari atau lebih sebelum Haid dimulai dan rasa nyeri akan semakin hebat saat haid, kemudian menghilang 2 hari atau lebih setelah haid berhenti.
- Adapun kelainan yang dapat menimbulkan nyeri haid sekunder antara lain :
- Endometriosis
- Sindroma Allen
- Mosters
- Sindroma kongesti pelvis
- Kista ovarii dan tumor
- Penyakit infeksi panggul
- Adenomyosis
- Myoma uteri
- Polip uteri
- Sindroma asherman
- Kelainan kongenital
- Alat kontrasepsi intra uterin
- Stenosis dan sumbatan vagina
- Dan lain-lain
Bagaimana mengatasi nyeri haid? Ada banyak hal yang dapat dilakukan mulai dari hal yang sederhana, pemakaian obat-obatan, hingga terapi hormonal. Berikut ini beberapa tips untuk mencegah nyeri saat haid :
- Olahraga ringan saat haid, namun hindari olahraga berat.
- Hindari konsumsi alkohol, kopi, dan juga coklat karena dapat meningkatkan kadar estrogen yang nantinya dapat memicu lepasnya prostaglandin. Hindari juga makanan bersuhu dingin misalnya es krim.
- Konsumsi vitamin E, vitamin B6, atau minyak ikan.
- Konsumsi sayuran dan buah-buahan serta makanan rendah lemak
Beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mengatasi sakit perut saat haid :
- Kompres dengan botol panas (hangat) tepat pada bagian yang terasa kram (bisa di perut atau pinggang bagian belakang)
- Mandi air hangat, boleh juga menggunakan aroma terapi untuk menenangkan diri
- Minum minuman hangat yang mengandung kalsium tinggi
- Mengosok-gosok perut/pinggang yang sakit
- Ambil posisi menungging sehingga rahim tergantung ke bawah. Ini bisa membantu relaksasi
- TEKNIK RELAKSASI: Tarik napas dalam-dalam secara perlahan untuk relaksasi.
Bagaimana dengan Obat-obatan? Obat-obatan yang digunakan harus atas pengawasan dokter. Boleh minum analgetik (penghilang rasa sakit) yang banyak dijual di toko obat terutama yang mengandung antara lain asam mefenamat, ibuprofen, diclofenac sodium atau naproxenen dalam komposisi obat, asal dosisnya tidak lebih dari 3 kali sehari. Apabila penggunaan obat-obatan analgesik tidak berhasil maka dapat dilakukan terapi hormonal sesuai ajuran dokter. Bila keluhan nyeri dapat dihilangkan dengan cara sederhana maka hal itu jauh lebih baik daripada penggunaan obat-obatan karena obat-obatan akan menimbulkan ketergantungan terhadap efek penghilang nyeri dan menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan. Prinsip terapi pada nyeri saat haid primer sama dengan sekunder, akan tetapi lebih baik bila Anda berkonsultasi langsung dengan dokter spesialis kandungan untuk penanganan lebih lanjut. Satu hal yang paling utama adalah pola hidup sehat demi kenyamanan hidup Anda. Selamat mencoba! Demikian informasi yang dapat bagikan. Semoga bermanfaat bagi wanita Indonesia!
Referensi:
- Fortner, Kimberly B.; Szymanski, Linda M.; et .al, Johns Hopkins Manual of Gynecology and Obstetrics, The, 3rd Edition;Maryland,2007
- www.acog.org